1.
Agenda
SKI Kita
Ada
beberapa hal yang layak dicermati sehubungan dengan semakin diberikannya ruang
publik rakyat yang berimbas pada perubahan dalam arus komunikasinya.
1. Sistem Komunikasi
Indonesia harus memfungsikan partisipasi rakyat secara lebih besar. Sebab
sebuah sistem tanpa dukungan rakyat tidak akan berjalan baik. Tak lain karena
rakyat juga salah satu elemen penting bagi kesuksesan sistem komunikasi. Sistem
komunikan yang tidak memberikan rakyat untuk memfungsikan dirinya dalam sistem
komunikasi sama saja sistem komunikasi itu mengalami set back (langkah mundur).
2. SKI sudah memasuki
sistem yang lebih terbuka. Dan kenyataan ini menjadi sesuatu yang baik bagi
proses SKI, sebab suatu sistem mempunyai ciri terbuka. Menjadikan SKI tertutup
sama saja mengingkari realita sosialnya. Sistem komunikasi Indonesia sudah
memasuki era penggunaan media massa yang menuntutnya untuk tak tertutup.
Internet salah satu realitas yang tak bisa dipungkiri yang mempengaruhi
diberlakukannya sistem komunikasi yang terbuka.
3. Ruang publik rakyat
harus tetap dipertahankan dan diberikan dalam kadar yang lebih “kini dan masa
datang”. Mengingat komunikasi ibarat aliran darah yang mengalir pesan ke
jantung pemrosesan sistem, dan hasil pemrosesan tersebut dialirkan kembali oleh
komunikasi yang selanjutnya menjadi feedback.
4. Sistem Komunikasi
menjadi alat pemintal yang menghubungkan antar sistem dalam masyarakat. Ini
dilatarbelakangi oleh suatu kenyataan bahwa kita hidup dengan komunikasi. Ruang
publik yang bebas (the free public sphere)
menjadi sebuah “lembaga sosial” bagi berjalannya proses pemintalan tersebut.
Sistem komunikasi harus mampu mempersatukan perbedaan multikultur masyarakat
Indonesia. Ini artinya, sistem komunikasi harus bisa mendukung integrasi
masyarakat Indonesia. Meskipun diakui bahwa perbedaan multikultur itu juga
berpeluang munculnya disintegrasi. Tetapi tanpa ada usaha kearah itu sistem
komunikasi bisa dikatakan telah gagal menjadi “media” perubahan dan perbedaan.